Seberapa banyak orang yang mengetahui sirah, riwayat lengkap kehidupan Syaikh Siti Abdul Jalil atau Syaikh Siti Jenar? Banyak di antara kita hanya tahu bahwa wali songo tinari itu telah dihukum mati, karena ajarannya dianggap menyimpang. Bagaimana kira-kira wajah sejarah seandainya yang dekat dengan pusat kekuasaan saat itu justru Syaikh Siti Jenar? Apa yang bakal terjadi jika "akidah" penguasa sama dengan Syaikh Siti Jenar?
Buku-buku mengenai "tokoh kontroversial" ini umumnya sekadar menjelaskan sebab musabab kenapa ia dihukum. Orang hampir tak pernah disuguhi riwayat pribadinya sebagai manusia beriman. Agus Sunyoto menyusun buku tentang tokoh legendaris ini dengan maraji' (referensi) yang lain sehingga kita bisa membaca lebih banyak riwayat hidupnya.
Download ebook gratis pdf koleksi buku lengkap seri suluk syaikh siti jenar, jilid 1-7 karya agus sunyoto
Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar
Trilogi pertama (Buku satu dan dua) dengan detail mengisahkan perjalanan yang ditempuh seorang salik – Abdul Jalil alias Syaikh Siti Jenar untuk mencapai maqam yang lebih tinggi, yakni menjadi orang yang dekat dengan-Nya.
Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syaikh Siti Jenar
Dalam buku satu dan dua ini diceritakan betapa berat perjalanan yang harus ditempuh Syaikh Siti Jenar untuk mencapai maqam tertinggi itu. Ia harus melewati tujuh Lembah Kasal, tujuh Jurang Futur, tujuh Gurun Malal, tujuh Gunung Riya, dan tujuh Rimba Sum’ah, tujuh Samudera ‘Ujub dan tujuh Benteng Hajbun.
Suluk Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar
Trilogi kedua (dikemas dalam buku ketiga, empat dan lima) mengisahkan upaya Syaikh Siti Jenar, juga bergelar Syaikh Lemah Abang untuk membangkitkan kesadaran di dalam diri rakyat jelata bahwa mereka bukanlah budak dari penguasa. Mereka adalah diri yang merdeka. Diri yang bisa melampaui tingkatan – hewan – manusia hewan – adi manusia.
Suluk Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar
Di dalam trilogi ke dua ini kita juga bisa melihat bagaimana Syekh Siti Jenar merombak sistem raja-kawula atau gusti-kawula menjadi sistem kemasyarakatan yang ia sebut sebagai masyarakat ummah, yang terdiri atas kabilah sebagai satuan terkecil, kemudian nagari. Berdasarkan masyarakat ummah, penentuan pemimpin tidak didasarkan atas keturunan, pemimpin haruslah memiliki derajat ruhani lebih tinggi dibandingkan manusia lainnya, juga mempunyai keterikatan paling rendah terhadap kebendaan dan pengumbaran nafsu. Dari sini kita bisa paham mengapa Syeikh Siti Jenar kemudian dimusuhi banyak pihak.
Suluk Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti Jenar
Dengan gagasan Syeikh Siti Jenar ini, para raja, bangsawan merasa terancam kedudukannya, pengaruh kekuasaan mereka otomatis berkurang. Lalu, para pejabat dibawah raja hingga para kepala desa kehilangan sumber pendapatan mereka dari sewa tanah yang tadinya merupakan satu paket dengan konsep gusti-kawula. Sebab, sistem masyarakat baru yang dikembangkan Syeikh Siti Jenar tidak mengenal sewa tanah. Setiap warga berhak memiliki harta benda, termasuk sebidang tanah.
Suluk Malang Sungsang: Konflik dan Penyimpangan Ajaran Syaikh Siti Jenar
Adapun trilogi ketiga (buku ke enam dan ke tujuh), berisi tentang jawaban atas berbagai teka-teki dan juga misteri yang menyelimuti tokoh agung Syeikh Siti Jenar. Disini, kita akan melihat bagaimana orang-orang tidak senang dan menaruh dendam kepada Syekh Siti Jenar melakukan penjungkir-balikan terhadap ajaran-ajaran yang selama ini didakwahkan oleh Sang Syeikh.
Suluk Malang Sungsang: Konflik dan Penyimpangan Ajaran Syaikh Siti Jenar
Pada buku ke tujuh, kita akan menemukan jawaban tentang kesimpang-siuran informasi tentang kematian Syekh Siti Jenar. Informasi yang menyatakan bahwa Syekh Siti Jenar dibunuh oleh Dewan Walisongo di Masjid Demak terbukti tidaklah benar. Justru dua tokoh yang mengaku sebagai Syekh Siti Jenar, yang menyebarkan ajaran sesat itulah yang dibunuh. Juga akan terjawab seluruh teka-teki dan misteri yang menyelimuti tokoh Agung Syekh Siti Jenar, mulai dari asal-usul, perjuangan, ajaran ruhani hingga akhir dari perjalanan hidupnya.